
Penulis: Sukrasno, Prof., Dr., Cut Raihana, Dr., Yenni Karlina, S.Si., M.Si., Apt. ; Desain Sampul dan Tata Letak: Namuri Migo Tuwio ; Editor: Harits Setyawan
ISBN: 978-634-7361-29-5 (PDF), 978-634-7361-28-8 (EPUB)
Halaman: 134
Ukuran: 15.5 x 23 cm
Tahun: 2025
Deskripsi:
Buku atau tulisan tentang tempe sudah banyak, namun demikian buku ini merupakan satu-satunya buku yang mengulas tentang manfaat tempe untuk kesehatan dan kebugaran. Tempe diketahui mengandung banyak protein dan yang di luar bayangan masyarakat pada umumnya kandungan protein tempe jauh lebih besar daripada daging. Barangkali karena keunggulan tempe ini, Kementerian Pertanian Amerika Serikat menyajikan data kandungan nutrisi tempe dengan sangat sangat rinci, termasuk bagaimana data diperoleh. Hal ini sangat menarik, karena ada kecenderungan masyarakat Eropa untuk tidak mengkonsumsi daging atau vegetarian dan kecenderungan ini meningkat dari tahun ke tahun. Kelompok yang lebih ekstrim sama sekali tidak mau mengkonsumsi produk dari hewan yang disebut vegan. Sehingga potensi pasar tempe di luar negeri sangat besar, karena dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein nabati dan rasanya cukup memadai.
Tempe juga telah diteliti manfaatnya bagi kesehatan baik pada hewan percobaan atau secara pra-klinis dan pada manusia atau secara klinis. Manfaat yang sangat menonjol adalah untuk diabetes dan gangguan metabolisme lemak atau dislipidemia. Kandungan nutrisi tempe sangat potensial untuk pencegahan tengkes (stunting). Tempe memperbaiki penyerapan kapur sehingga cocok untuk mencegah pengeroposan tulang. Bagi atlet, tempe mempercepat pembentukan masa otot pemulihan kembali dari kelelahan, Hal ini menunjukkan peran tempe untuk meningkatkan kebugaran.
Di dalam tempe terkandung fitoestrogen, yaitu senyawa dari tumbuhan yang bekerja seperti hormon estrogen yang kandungannya lebih tinggi bila dibandingkan pada kedelai. Fitoestrogen berperan sebagai bahan antiaging atau menghambat penuaan. Tempe terdiri dari kedelai sebagai sumber nutrisi dan jamur yang aktif tumbuh, hal ini menunjukkan adanya aktivitas berbagai enzim yang menarik untuk dikaji potensinya dan untuk diberdayakan dalam rangka meningkatkan pemanfaatannya bagi kesehatan dan kebugaran.
Kegemaran mengkonsumsi tempe berdampak pada peningkatan kebutuhan akan kedelai, sehingga kebutuhan produksi dalam negeri masih jauh di bawah kebutuhan. Hal ini sangat menarik bagi yang berminat bertani untuk berkontribusi dalam meningkatkan kemandirian kedelai. Teknik dasar budidaya kedelai dapat dipelajari pada bagian akhir buku ini.
