
Menulis sejatinya adalah menyampaikan makna melalui kata-kata. Kata-kata tersebut memiliki makna yang merujuk pada sesuatu, baik di dalam ataupun di luar bahasa itu sendiri. Misalnya ketika kita menemukan kata “Pronoun” dalam suatu tulisan, kata tersebut memiliki makna yang merujuk pada sesuatu di dalam suatu bahasa ketika kita menyampaikan tentang kata benda yang telah disebutkan sebelumnya. Begitu juga ketika kita menemukan kata “Computer” dalam sebuah teks, kata tersebut merujuk pada sesuatu di luar bahasa ketika kita menyampaikan tentang seperangkat alat elektronik yang tersusun dari software dan hardware yang kita gunakan untuk mengetik, mendesain, memerogram, dan mengerjakan aktifitas-aktifitas lainnya.
Agar dapat memahami makna, kita perlu mempelajari apa yang diacu oleh suatu kata. Tanpa mempelajarinya, kita akan kesulitan untuk menangkap apa yang ingin disampaikan oleh penulis. Sebagai contohnya, kita tidak akan tahu kata “Disappointed” memiliki makna “Kecewa” dalam bahasa Indonesia jika kita tidak belajar bahasa Inggris, membuka kamus, atau bertanya kepada orang lain. Begitu juga sebaliknya, orang Inggris tidak akan tahu kata “Kecewa” memiliki makna “Disappointed” dalam bahasa Inggris jika tidak ada proses belajar yang dilakukan agar dapat memahami makna.
Ogden dan Richards mempopulerkan segitiga makna yang terdiri dari Konsep, Lambang, dan Rujukan. Konsep merupakan ciri-ciri dan bentuk suatu benda yang ada di dalam pikiran seseorang. Misalnya, konsep untuk gajah ialah memiliki badan yang besar, belalai yang panjang, telinga yang lebar, dan sepasang gading. Lalu, lambang merupakan lukisan, tulisan, atau perkataan yang digunakan untuk mewakili sesuatu yang ada di dalam dunia nyata. Misalnya, hewan di dalam dunia nyata dengan ciri-ciri memiliki sayap, 2 kaki, bulu, dan bisa terbang dilambangkan dengan kata “Burung” dalam bahasa Indonesia atau kata “Bird” dalam bahasa Inggris. Sementara itu, rujukan merupakan sesuatu yang ada di dalam dunia nyata. Misalnya, rujukan untuk kata “Singa” adalah hewan di dalam dunia nyata yang bernama Singa itu sendiri.
Dalam menyampaikan makna melalui kata-kata di sebuah buku, penulis akan menggunakan konsep, lambang, dan rujukan. Untuk dapat memahami itu, diperlukan adanya proses belajar agar pembaca dapat menangkap sepenuhnya apa yang dimaksudkan oleh penulis. Begitu juga sebaliknya, untuk dapat menyampaikan makna yang dapat ditangkap oleh pembaca, perlu adanya proses belajar yang dilakukan oleh penulis. Dengan sinergi untuk memahami makna yang dilakukan oleh pembaca dan penulis, tujuan yang ingin diraih melalui menulis buku ataupun membaca buku akan dapat dicapai secara optimal.