ITERA Press dan PKKI Kerja Sama “Usulkan Permohonan ISBN & Hak Cipta Buku Sekaligus”

Koordinasi Tim ITERA Press & PKKI

Persaingan di dunia penerbitan buku semakin ketat. Kini, banyak penerbit telah mengusulkan permohonan ISBN ke Perpusnas dan Hak Cipta Buku ke DJKI sekaligus. Untuk menjawab tantangan tersebut, selain menggandeng UMK-UMK yang dapat membantu civitas akademika ITERA dan masyarakat umum dalam mencetak buku, ITERA Press juga menggandeng Pusat Kelola Kekayaan Intelektual (PKKI) ITERA dan UMK yang dapat membantu dalam mendaftarkan hak cipta buku ke DJKI.

Hak cipta buku yang diajukan melalui PKKI untuk civitas akademika ITERA dan dibiayai. Sementara itu, hak cipta yang diajukan melalui UMK untuk umum dan tidak dibiayai sehingga pemohon menanggung biaya pencatatan hak cipta.

ITERA Press tidak memungut biaya 1 rupiah pun dalam memfasilitasi permohonan ISBN dan Hak Cipta Buku. Apabila didaftarkan melalui UMK, pemohon tetap sebagai pencipta dan pemegang hak cipta. Pemohon hanya perlu membayar biaya pencatatan hak cipta yang dibebankan oleh DJKI, yaitu sebesar Rp. 200.000 untuk 1 karya tulis. Tim ITERA Press akan mengirim kode billing dari DJKI kepada pemohon. Lalu, pembayaran dilakukan sendiri oleh pemohon.

Program ini ditujukan hanya untuk buku-buku yang diterbitkan oleh ITERA Press, baik buku yang diterbitkan dengan ISBN maupun tanpa ISBN.  Seluruh berkas yang diperlukan dapat diunduh pada laman: press.itera.ac.id/unduhan.

Kejar “Kredibilitas Profesional”, ITERA Press Targetkan Setiap Anggota Lulus Uji Sertifikasi

ITERA Press terus memperkuat eksistensinya di dunia penerbitan buku. Mengutip kata-kata bijak “Profesionalitas yang teruji, tidak diragukan kualitas kerja dan karyanya”. Oleh karena itu selain mengejar pencapaian dalam produktifitas dan prestasi, penerbit ini juga mengejar pencapaian dalam “kredibilitas profesional” setiap anggotanya.

Pada tanggal 7 Juni 2023, Harits Setyawan, dosen DKV Institut Teknologi Sumatera (ITERA) dinyatakan lulus uji oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Penulis dan Editor Profesional, sebagai Penulis Buku Non Fiksi dan Editor Substantif Profesional melalui jalur portofolio. Pencapaian yang membanggakan itu diraih berkat pengalamannya bekerja sebagai editor.  Ternyata, Harits telah lama bergelut di dunia Editorial mulai dari sebagai Editor Naskah, Editor Substantif, hingga Editor in Chief. Tidak hanya aktif di dalam Editorial Team penerbit buku, Harits juga aktif dalam Editorial Team di beberapa jurnal nasional dan internasional.

Harits Setyawan memulai karirnya sebagai editor pada tahun 2017 melalui Book Chapter yang ditulis bersama rekan-rekannya. Buku itu dibuat secara mandiri mulai dari ilustrasi, desain, tata letak, hingga editing naskah dan pada saat itu, Harits ditunjuk untuk bertugas sebagai editor. Setelah melalui proses yang cukup panjang, akhirnya buku tersebut berhasil diterbitkan pada tahun 2018. Semenjak itu, Harits secara aktif terlibat di dalam Editorial Team Penerbit Buku dan Jurnal, baik sebagai Editor Naskah maupun Editor Substantif. Lalu pada tahun 2020 dan 2021, ia dipercaya sebagai Editor in Chief di Institut Teknologi Sumatera Press, penerbit yang kini telah berhasil menjadi penyumbang ISBN terbesar di Lampung Selatan serta telah membawa civitas akademika Institut Teknologi Sumatera meraih berbagai prestasi di tingkat nasional dan internasional.

“Kami terus berupaya untuk meningkatkan kredibilitas profesional setiap anggota, salah satunya dengan mengikuti Pelatihan dan Uji Sertifikasi Profesi. Harits Setyawan merupakan salah satu anggota editorial team ITERA Press. Anggota-anggota yang lain juga kami targetkan lulus uji sertifikasi profesi”, tegas Doni Alfaruqy, Pemimpin Redaksi ITERA Press.

TIPO 2023 (Buku 2)

Penulis: Surianto Rustan
ISBN: 978-623-8315-04-8
Halaman: 155
Ukuran: 13.5 x 20.5 cm
Tahun: 2023

Deskripsi:

Buku ini membahas Tips Memilih & Memadukan Font, Cara Mendesain Font Sendiri, Membuat Portofolio & Menjual Font, Puluhan Karya Kreatif Pemancing Ide, dan Tren Font, Inovasi Aksara Nusantara, Vernakular, hingga Kecerdasan Buatan.

TIPO 2023 (Buku 1)

Penulis: Surianto Rustan
ISBN: 978-623-8315-03-1
Halaman: 163
Ukuran: 13.5 x 20.5 cm
Tahun: 2023

Deskripsi:

Buku ini membahas Sejarah Tipografi, Pencetakan & Riwayat Aksara Nusantara, Bentuk Huruf & Anatominya, Pembagian Jenis Huruf, Berbagai Gaya Huruf dari Zaman ke Zaman, serta Kasus Tipografi & Solusinya.

Workshop Buku Populer: Menapak Jejak Suku Mentawai

Harits Setyawan, Narasumber pada Kegiatan “Workshop Buku Populer: Menapak Jejak Suku Mentawai”

Kamis 27 Juli 2023, tim Nusaantara mengadakan workshop buku populer dengan tema Menapak Jejak Suku Mentawai dan narasumber Harits Setyawan. Pada kesempatan tersebut, tim Nusaantara mengutarakan maksud mereka akan menulis sebuah buku yang mengangkat topik tentang budaya dan arsitektur salah satu suku yang ada di Indonesia, yaitu suku Mentawai. Dengan mengadakan workshop tersebut, tim Nusaantara ingin narasumber mengupas bagaimana sebuah buku populer dibuat, mulai dari pembuatan draft, judul, desain, penulisan naskah, hingga memilih penerbit. Hal itu pun disambut dengan sangat antusias oleh Harits Setyawan, dosen sekaligus penulis yang berhasil meraih berbagai prestasi di tingkat nasional dan internasional di bidang penerbitan buku.

Harits Setyawan, Narasumber pada Kegiatan Bedah Buku “Panipahan: Mengarungi Laut”

Rupanya ini bukan pertama kalinya tim Nusaantara menulis buku dengan mengangkat topik tentang budaya dan arsitektur yang ada di Indonesia. Pada tahun 2022, tim tersebut telah berhasil menerbitkan buku dengan topik yang sama, yaitu Panipahan: Mengarungi Laut. Harits Setyawan sangat mengapresiasi keinginan tim Nusaantara untuk mengangkat topik tersebut. Menurutnya, hal itu merupakan bentuk cinta dan kebanggaan terhadap keberagaman suku dan budaya di Indonesia yang patut dicontoh oleh generasi muda pada saat ini.

Harits Setyawan bersama Peserta Kegiatan “Workshop Buku Populer: Menapak Jejak Suku Mentawai”

Harits Setyawan menjelaskan bahwa buku populer merupakan buku yang menargetkan sebanyak mungkin pembaca agar dapat meraih popularitas, baik untuk penulis maupun sesuatu yang disampaikan di dalam buku itu. Oleh sebab itu, tim penulis perlu membidik apa yang dicari oleh pembaca sebagai side-objective dalam penulisan buku. Selain itu, buku populer juga sebaiknya mudah dipahami oleh berbagai kalangan agar dapat menjaring sebanyak mungkin pembaca sehingga tidak berbentuk eksklusif atau hanya untuk orang-orang pada bidang tertentu saja. Pada kesempatan itu, Harits Setyawan juga membedah karya-karyanya yang telah terbit, mulai dari buku non fiksi hingga fiksi agar dapat menjadi gambaran bagaimana sebuah buku populer dibuat.

Panduan Pengelolaan Mangrove di Kelurahan Kota Karang, Bandar Lampung

Penulis: Puang Nauli Tobing, Rizka Nabilah, Septi Maulidyah
ISBN:
Halaman: 53
Ukuran: 21 x 29.7 cm
Tahun: 2023

Deskripsi:

Buku ini merupakan panduan praktis yang membahas secara komprehensif tentang pengelolaan lanskap terpadu pada kawasan mangrove di Kelurahan Kota Karang, Bandar Lampung. Dengan mengadopsi pendekatan yang didasarkan pada bidang keilmuan arsitektur lanskap, buku ini menyajikan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya menjaga dan mengelola kawasan mangrove secara berkelanjutan. Dalam buku ini, pembaca akan menemukan langkah-­langkah praktis, saran yang relevan, serta studi kasus yang menginspirasi untuk membimbing para pemangku kepentingan terkait dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip pengelolaan lanskap terpadu yang berkelanjutan. Buku ini menjadi sumber informasi yang berharga bagi profesional, akademisi, dan semua yang tertarik dalam menjaga kelestarian dan keberlanjutan kawasan mangrove.

Harga: Rp. 100.000

Pemesanan: 085768378398

TIM ITERA PRESS JALIN KERJASAMA DENGAN UPT PERPUSTAKAAN ITERA

Selasa, 18 Juli 2023, tim Itera press yang diwakili oleh Doni Alfaruqy, M.Pd., (Koordinator Itera Press), M Arhan Rajab, M.Si dan Tefur Nur Rohman, M.Li selaku anggota dan manager promosi melakukan silaturahmi sekaligus berkoordinasi dengan UPT Perpustakaan Itera. Tim Itera Press disambut oleh M. Alvien Ghifari, M.Sc selaku Kepala UPT Perpustakaan dan Adi Putra Wijaya (Pustakawan).

Acara berlangsung dengan hangat dan diawali dengan perkenalan anggota tim Itera press dan anggota UPT Perpustakaan. Beberapa pertanyaan dan saran disampaikan oleh kedua pihak dalam rangka membangun koordinasi dan tugas pokok kedua unit ini dalam satu kesatuan. Beberapa kesepakatan dan saran diterima dan akan disampaikan ke pimpinan, salah satunya terkait kejelasan status dari Itera Press sendiri. Pertemuan berlangsung selama 90 menit dan diakhiri dengan berfoto Bersama.    

Dari Sebuah Gudang Hingga Menjadi Penyumbang ISBN Terbesar

Pada tanggal 10 September 2020, kampus membentuk tim Ad Hoc untuk mendirikan sebuah penerbit buku yang bernama Institut Teknologi Sumatera Press atau yang lebih dikenal dengan nama ITERA Press. Dengan segera, tim tersebut berusaha melengkapi persyaratan untuk mendaftar sebagai penerbit. ITERA Press berhasil memperoleh izin dari Perpustakaan Nasional Indonesia untuk mengajukan permohonan ISBN dan resmi berdiri pada tanggal 09 Oktober 2020.

Meskipun berhasil berdiri dalam waktu yang relatif cepat, jalan yang dilalui oleh penerbit baru ini tidaklah mulus. ITERA Press tidak memiliki apa-apa pada saat berdiri. Ruangan pertama ITERA Press adalah sebuah gudang di GKU yang harus dirapihkan terlebih dahulu agar menjadi tempat yang layak untuk bekerja. Setelah beroperasi sekian bulan di gudang itu, barulah kemudian ITERA Press memperoleh sebuah ruangan kosong di gedung F, ruangan tanpa meja dan kursi. Di ruang kosong itulah, ITERA Press kembali beroperasi. Tidak sampai di situ saja, di tahun 2020, personel ITERA Press juga berkurang karena harus tugas belajar, meninggalkan beberapa personel termasuk saya yang sebetulnya tidak begitu paham tentang dunia penerbitan.

Di awal tahun 2021, kampus berencana meluncurkan program insentif buku. Penulis akan memperoleh insentif apabila menerbitkan buku di penerbit yang sudah terdaftar IKAPI/ APPTI. Agar dapat memfasilitasi penulis yang ingin memperoleh insentif tersebut, ITERA Press harus segera terdaftar sebagai anggota asosiasi penerbit. ITERA Press memilih IKAPI karena biaya keanggotaannya yang lebih terjangkau. Mengejar keanggotaan IKAPI dalam waktu yang singkat adalah tantangan yang tidak mudah. Penerbit harus sudah menerbitkan minimal 3 buah buku untuk mendaftar sebagai anggota IKAPI. Padahal, memikat hati penulis agar mau mengirim naskah ke penerbit yang belum seumur jagung tidak semudah membalikan telapak tangan. Setelah sosialisasi ke sana kemari tidak kunjung membuahkan hasil dan waktu pun semakin menipis, tim ITERA Press memutuskan untuk menulis ketiga buku tersebut. Alhasil meskipun baru saja berdiri, ITERA press berhasil mendaftar sebagai anggota IKAPI sebelum program insentif buku tersebut diumumkan.

Ternyata tantangan-tantangan di awal ITERA Press berdiri tidak berhenti sampai di situ saja. Setelah program insentif buku berjalan, agar program tersebut terlaksana dengan baik, ITERA Press harus menerbitkan minimal 20 buku dalam kurun waktu 1 tahun. Itu tentu saja merupakan tantangan yang tidak mudah. Walaupun program insentif buku membuat penulis lebih bersemangat, sebuah buku yang baik tidak akan selesai dibuat dalam hitungan hari. Menyelesaikan sebuah buku bisa memerlukan waktu berbulan-bulan dan bahkan bertahun-tahun apabila tingkat kesulitannya tinggi. Terlebih lagi, mendapatkan naskah untuk diterbitkan, bagi penerbit baru, juga tidaklah mudah di tengah persaingan dengan penerbit-penerbit berpengalaman yang mampu memberikan fasilitas yang lebih menarik kepada penulis. Ditambah lagi pada saat itu, jumlah personel aktif ITERA Press semakin sedikit karena sebagian besar harus mengikuti tugas belajar pada tahun 2020 dan 2021. Namun dengan berbagai upaya tak kenal lelah yang ditempuh, akhirnya ITERA Press mampu menjawab tantangan tersebut dengan berhasil menerbitkan lebih dari 20 buku dalam kurun waktu 1 tahun.

Man jadda wa jadda. Usaha tidak akan menghianati hasil. Begitulah kata pepatah. Seiring berjalannya waktu dengan dukungan civitas akademika ITERA, penerbit yang masih sangat belia ini pun sedikit demi sedikit mulai dikenal. Kini, ITERA Press tidak hanya dilirik oleh penulis-penulis yang berasal dari dalam kampus ITERA saja tetapi juga dari luar kampus ITERA, bahkan dari luar pulau Sumatera. Di usia yang belum menginjak 3 tahun, ITERA Press telah menjadi penerbit penyumbang ISBN terbesar di kabupaten Lampung Selatan. Tidak hanya itu, ITERA Press juga berhasil membawa civitas akademika ITERA meraih berbagai prestasi di tingkat nasional dan internasional. Semoga kisah perjalanan ITERA Press yang dirangkum ke dalam tulisan yang singkat ini dapat semakin memupuk semangat kita dalam membangun bangsa melalui unit-unit kerja yang ada di kampus tercinta kita, Institut Teknologi Sumatera.