
Senin 08 September 2025, Itera Press bekerja sama dengan Adzkia Press dan LPPM Universitas Adzkia Padang mengadakan seminar dengan tema “Tingkatkan Partisipasi Mahasiswa dalam Publikasi”. Pada kesempatan itu, Dr. Meria Ultra Gusteti, S.Pd.I., M.Pd. kepala LPPM Universitas Adzkia, Padang membawakan materi “Best Practice Penulisan Buku Ajar Berbasis Partisipasi Mahasiswa”. Bliau menjelaskan bahwa dosen dan mahasiswa dapat berkolaborasi dalam penulisan buku ajar. Penulisan buku ajar tersebut dapat dilakukan dengan mengacu pada “Rencana Pembelajaran Semester (RPS)” suatu mata kuliah. Materi-materi pembelajaran di dalam RPS itu dikembangkan agar menjadi chapter-chapter sebuah buku. Materi pembelajaran yang disampaikan oleh dosen di ruang kelas dan aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh mahasiswa pada saat perkuliahan berlangsung menjadi dasar dalam menentukan seberapa luas materi pembelajaran akan dikembangkan. Dengan demikian, buku ajar hasil kolaborasi dosen dan mahasiswa benar-benar cocok untuk diterapkan dalam proses belajar-mengajar di perguruan tinggi.

Harits Setyawan, koordinator ISBN dan SSKCKR Itera Press, membawakan materi “Kolaborasi Menulis Dosen dan Mahasiswa”. Bliau menyampaikan bahwa program kolaborasi menulis buku untuk dosen dan mahasiswa telah diinisiasi oleh Itera Press sejak tahun 2021. Program tersebut mendapat respon positif dari dosen dan mahasiswa. Terbukti, Itera Press telah menerbitkan buku-buku luaran dari mata kuliah, kegiatan mahasiswa, dan kegiatan di program studi yang merupakan hasil kolaborasi dosen dan mahasiswa. Tim Itera Press juga rutin diundang untuk mengadakan pelatihan penulisan buku seperti yang dilakukan oleh mahasiswa Arsitektur Itera dalam kegiatan NUSAANTARA 2022: Panipahan Mengarungi Laut, NUSAANTARA 2023: Menapak Jejak Suku Mentawai, dan NUSAANTARA 2024: Menyusuri Gunung Kerinci. Lebih lanjut lagi, Harits menjelaskan bahwa selain buku-buku non fiksi, Itera Press juga menerbitkan buku-buku fiksi, seperti kumpulan kisah inspiratif, cerita bergambar, serta kumpulan pantun dan puisi sehingga mahasiswa-mahasiswi yang memiliki hobi menulis tidak perlu ragu untuk menerbitkannya di Itera Press.

Memotivasi para peserta yang mengikuti seminar tersebut, Harits Setyawan menyampaikan agar mereka tidak perlu ragu untuk menerbitkan tulisan sedini mungkin karena usia mudah adalah masa di mana prestasi-prestasi lebih mudah diraih. “Dosen menulis adalah hal yang biasa dan justru diwajibkan tetapi mahasiswa menulis adalah prestasi”, begitu tuturnya. Kemudian, Harits juga menyampaikan bahwa tidak seperti artikel penelitian yang kita terbitkan di jurnal ilmiah, buku dapat terus disempurnakan. Apabila terdapat hal-hal yang masih perlu dikembangkan, penulis dapat membuat edisi kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya hingga sampai pada titik yang kita harapkan. Menekankan pentingnya menulis, Harits Setyawan berpendapat bahwa pengetahuan yang tidak disampaikan hanya akan bertahan sepanjang usia manusia, pengetahuan yang disampaikan secara lisan hanya akan bertahan selama ada yang mengingatnya, tetapi pengetahuan yang dituangkan ke dalam tulisan akan dapat dibaca dari satu generasi ke generasi berikutnya bahkan ketika kita telah tiada. Oleh sebab itu, Bliau mengajak seluruh peserta untuk segera menulis karena dengan cara itulah kita mampu mengabadikan nama kita di dunia.