Itera Press Luncurkan Program Penyusunan Buku Bunga Rampai

Itera Press luncurkan program Penyusunan Buku Bunga rampai yang akan diselenggarakan setiap tahun dengan tema yang berbeda-beda. Program tersebut merupakan hasil diskusi yang dilakukan oleh tim Itera Press dan rekan-rekan civitas akademika Institut Teknologi Sumatera pada hari Selasa 21 Oktober 2025 untuk mendukung peningkatan literasi masyarakat dan tercapainya “1000 Buku untuk Itera” dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun. “Pada saat diskusi, kami menerima usulan tentang pembuatan buku bunga rampai dari rekan-rekan. Menyambut baik usulan tersebut, tim Itera Press langsung merealisasikan program Penyusunan Buku Bunga itu di hari yang sama”, tutur Harits Setyawan, koordinator ISBN & SSKCKR Itera Press. Program penyusunan bunga rampai ini tidak hanya ditujukan untuk civitas akademika Itera tetapi juga masyarakat umum. Tema yang diangkat di tahun 2025 ini yaitu Artificial Intelligence dalam Pembelajaran.

Untuk dapat mengikuti program tersebut, penulis hanya perlu mengirim naskah yang berisi tentang pemanfaatan atau tantangan adanya AI dalam pembelajaran ke email Itera Press: [email protected]. Naskah dibuat dengan font Times New Roman ukuran 12 dan spasi 1.15. Tidak ada minimal jumlah kata atau batasan jumlah halaman di dalam naskah. Urutan penulis ditentukan berdasarkan kapan naskah dikirim ke email Itera Press. Program penyusunan buku bunga rampai ini tidak berbiaya dan penulis akan memperoleh softcopy dari buku tersebut. Naskah dikirim oleh penulis ke email Itera Press paling lambat tanggal 31 Desember 2025. Harits berharap program ini dapat mendorong peningkatan literasi masyarakat tentang potensi pemanfaatan dan tantangan keberadaan AI dalam pembelajaran dan memupuk kolaborasi antar dosen baik di kampus Itera maupun kolaborasi dengan dosen-dosen dari kampus lain dalam hal penulisan buku. “Bersama-sama, menulis buku menjadi mudah”, pungkasnya.

Itera Press dan PKKI Itera Perkuat Kerja Sama Permohonan Hak Cipta Buku Hibah

Tim Itera Press & PKKI Itera dalam rapat koordinasi permohonan hak cipta buku hibah keilmuan

Dalam rangka memfasilitasi permohonan hak cipta buku-buku hibah keilmuan, Itera Press dan Pusat Kelola Kekayaan Intelektual (PKKI) Itera mengadakan pertemuan untuk membahas bagaimana permohonan hak cipta buku-buku tersebut dilakukan. Tim Itera Press diwaliki oleh Harits Setyawan dan Doni Alfaruqy, sedangkan tim PKKI Itera diwakili oleh Tantri Liris Nareswari dan Mentari Pratami. Harits Setyawan, koordinator ISBN & SSKCKR Itera Press, menyampaikan tentang buku-buku hibah keilmuan yang pada saat ini sedang dikerjakan oleh tim Itera Press mulai dari proses editing, desain dan layout, hingga cetak. Untuk memperkuat perlindungan hukumnya, buku-buku itu juga akan dilanjutkan ke tahap permohonan hak cipta melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI). “Kerja sama yang kuat antara Itera Press dan PKKI Itera akan berdampak positif tidak hanya untuk civitas akademika Institut Teknologi Sumatera tetapi juga masyarakat sebagai pengguna dari buku-buku yang dihasilkan”, tutur Harits.

Tantri Liris Nareswari, Kepala Pusat Kelola Karya Intelektual (PKKI) Itera menyambut baik hal tersebut dan menyampaikan PKKI Itera siap mendukung dalam menyukseskan buku-buku hibah keilmuan yang sedang dikerjakan oleh Itera Press. Setelah naskah diproses, berbentuk buku, dan memperoleh ISBN, naskah tersebut dapat dikirim ke PKKI Itera untuk diajukan hak ciptanya. Permohonan hak cipta buku tidak memakan waktu yang lama. Setelah pembayaran dilakukan ke DJKI, sertifikat hak cipta biasanya akan dapat diunduh dalam waktu 30 menit. Lebih lanjut lagi, Mentari Pratami, Koordinator Permohonan Hak Cipta PKKI Itera, menjelaskan permohonan hak cipta untuk buku hibah keilmuan dilakukan sebagaimana permohonan hak cipta untuk buku-buku yang lain, yaitu penulis melengkapi berkas yang diperlukan dan mengirim berkas-berkas tersebut ke PKKI Itera agar permohonan hak cipta dapat diproses. Adapun berkas-berkas yang diperlukan di antaranya yaitu formulir Permohonan Pencatatan Ciptaan, Surat Pernyataan Hak Cipta, dan Surat Pengalihan Hak Cipta ke Itera.

Penyusunan Bunga Rampai 2025: Artificial Intelligence dalam Pembelajaran

Itera Press proudly presents

Artificial Intelligence dalam Pembelajaran

Mengundang Bapak dan Ibu untuk ikut dalam penyusunan buku bunga rampai dengan kriteria sebagai berikut:

  1. Naskah berisi tentang pemanfaatan/ tantangan adanya AI dalam pembelajaran
  2. Format file docx (Microsoft Word), Times New Roman 12, spasi 1.15
  3. Naskah dikirim ke email: [email protected]
  4. Deadline pengiriman naskah: 31 Desember 2025
  5. Urutan penulis berdasarkan waktu pengiriman naskah
  6. Penulis akan mendapatkan softcopy buku
  7. Gratis untuk seluruh penulis

Kolaborasi, Kunci Keberhasilan Penerbit Buku di Kampus

Harits Setyawan dalam seminar “Memulai dan Mengelola Penerbit Buku di Kampus”

Selasa 14 Oktober 2024, Itera Press mengadakan seminar dengan tema “Memulai dan Mengelola Penerbit Buku di Kampus”. Kunjungan penerbit-penerbit lain ke Itera Press dalam rangka benchmarking dan diskusi terkait bagaimana tim Itera Press mengelola penerbit buku menginspirasi dilaksanakannya seminar itu karena ternyata tidak sedikit penerbit buku di kampus yang mengalami kendala dalam menjalankan aktifitasnya. Pada umumnya, penerbit buku di kampus dikelola oleh dosen sebagai kegiatan penunjang di mana tugas utama mereka adalah tri darma: pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Tugas-tugas itu sering menyita banyak waktu dan tenaga sehingga kegiatan penunjang menjadi tidak maksimal. Menghadirkan Harits Setyawan, pimred pertama dan salah satu pendiri Itera Press, seminar tersebut diharapkan dapat membantu civitas akademika di seluruh Indonesia dalam mengelola penerbit buku di kampus.

Harits Setyawan menyampaikan pentingnya kolaborasi dalam mengelola penerbit buku di kampus. Di Itera Press, program kolaborasi menulis dosen dan mahasiswa telah dilaksanakan sejak tahun 2021. Diawali dengan kolaborasi menulis dosen dan mahasiswa yang merupakan output dari suatu mata kuliah, Harits dan timnya menginisiasi penerbitan buku-buku yang berisi kumpulan kisah inspiratif. Tidak hanya diikuti oleh rekan-rekan dosen dan mahasiswa lainnya, program tersebut juga diterapkan oleh program studi di Institut Teknologi Sumatera. Salah satunya yaitu DKV Itera yang berhasil menjadi program studi dengan buku ber-ISBN karya dosen dan mahasiswa terbanyak di kampus tersebut. Tidak heran di usia yang masih belia, prodi DKV Itera telah mencatatkan sejarah dengan berhasil meraih peringkat 1 Sinta Skor Overall dan Sinta Skor 3Yr dari 120 program studi Desain Komunikasi Visual di seluruh Indonesia pada tahun 2024. Tidak hanya itu, Itera Press juga berkolaborasi dengan LPPM Itera dalam menerbitkan buku-buku hibah dan Pusat Kelola Kekayaan Intelektual (PKKI) Itera dalam menerbitkan hak cipta buku.

Selain kolaborasi dengan civitas akademika Itera, Harits juga menyampaikan pentingnya kolaborasi dengan penerbit-penerbit buku dari kampus lain. Itera Press pernah mengadakan diskusi bersama dan kolaborasi seminar dengan Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Press yang diselenggarakan pada tahun 2023. Itera Press juga turut mendukung program Literasi dalam Genggaman, Ekspor Literasi, dan University Press management yang diselenggarakan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) Press pada tahun 2024. Kemudian di tahun 2025 ini, Itera Press menerima kunjungan benchmarking atau studi tiru dan mengadakan kolaborasi seminar dengan Adzkia Press yang merupakan penerbit buku dari Universitas Adzkia Padang. Bahkan dalam hal mendesain, melayout, dan mencetak buku, Itera Press memiliki rekan-rekan desainer, layouter, dan percetakan di luar kampus Itera yang dapat membantu ketika diperlukan. Kolaborasi-kolaborasi yang dilakukan oleh Itera Press tersebut tidak hanya mempermudah dosen dalam mengelola penerbit buku di kampus, tetapi juga memungkinkan penerbit buku di kampus untuk mendukung civitas akademika dalam mengukir prestasi.

Kegagalan Adalah Bagian Tak Terpisahkan dari Sebuah Perjalanan

Bintari Citra Kurniawan, Penulis Buku “Lentera Asa: Bangkit Itu Bukan Pilihan tetapi Kekuatan”

Sabtu 27 September 2025, Itera Press mengadakan bedah buku “Lentera Asa: Bangkit Bukan Pilihan tetapi Kekuatan” dengan menghadirkan mahasiswa berprestasi peringkat 1 Itera tahun 2025 dan sekaligus penulis buku tersebut, Bintari Citra Kurniawan serta koordinator ISBN & SSKCKR Itera Press, Harits Setyawan. Pada kesempatan tersebut, Bintari memulai dengan menjelaskan mengapa memilih judul “Lentara Asa”. Menurutnya, setiap orang pasti pernah berada pada titik gelap di dalam hidupnya di mana harapan seolah padam tetapi di tengah kegelapan itu akan selalu ada seberkas cahaya yang ia analogikan dengan lentera. Buku dibuka dengan “BAB 1: Jatuh itu pasti” untuk mengajak pembaca berdamai dengan kenyataan bahwa kegagalan adalah bagian tak terpisahkan dari sebuah perjalanan, bahkan dari sebuah pencapaian. Bintari berpendapat gagal bukan berarti tamat tetapi tanda bahwa kita sedang belajar.

Bintari Citra Kurniawan dalam acara bedah buku “Lentera Asa: Bangkit Itu Bukan Pilihan tetapi Kekuatan”

Setelah berani mengakui bahwa kegagalan itu wajar, “BAB 2: Luka yang Menguatkan” menghadirkan kisah-kisah kegagalan dari orang-orang ternama di dunia untuk mengajak pembaca agar tidak takut terhadap rasa sakit, tidak menganggap luka sebagai trauma, tetapi energi dan bekal perjalanan yang bisa menjadi titik balik seseorang untuk meraih keberhasilan. “Tidak ada cara lain untuk menyembuhkan luka kecuali dengan menjadikannya pelajaran hidup yang bisa dipetik”, ungkap Bintari. Buku dilanjutkan dengan “BAB III: Refleksi Kegagalan”. Pada bab ini, pembaca dibantu untuk mengelola emosi setelah mengalami kegagalan, membedakan kritik yang membangun dan merusak, serta menumbuhkan pikiran-pikiran positif yang dapat membantu bangkit dari kegagalan. Tanpa refleksi seseorang dapat terus mengulang kesalahan yang sama sehingga menurut Bintari, refleksi adalah proses penyelesaian masalah agar langkah-langkah berikutnya lebih matang.

Kadang seseorang ingin bangkit tetapi tidak tahu ke mana harus melangkah. Oleh sebab itu, “BAB IV: Bangkit dengan Tujuan” membekali pembaca dengan pengetahuan untuk merancang kembali hidup dengan cara yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu. Pada bab ini, Bintari juga memperkenalkan “Konsep Mentalitas Lentera Juang” yang dapat membantu pembaca tidak hanya kembali bangkit tetapi juga berjalan dengan arah yang jelas. “Bangkit tanpa arah sama saja seperti berlari di dalam lingkaran”, tuturnya. Lebih lanjut lagi, sering kali seseorang sudah kuat dan sudah memiliki kehidupan yang baik tetapi runtuh karena berada di lingkungan yang salah. “BAB V: Mengelilingi Diri dengan Cahaya” membantu meneguhkan langkah pembaca dengan pemahaman tentang pentingnya pola pikir yang membangun, mentor yang baik, dan lingkungan yang positif karena manusia tidak bisa terus menerus berjuang sendirian. Bintari menjelaskan jika kita hanya mengandalkan kekuatan pribadi, kita akan mudah runtuh tetapi ketika kita dikelilingi oleh orang-orang dengan vibe yang positif, orang-orang tersebut akan menjadi cahaya yang memungkinkan kita untuk terus melangkah meskipun berada di kondisi yang begitu gelap.

Harits Setyawan dalam acara bedah buku “Lentera Asa: Bangkit Itu Bukan Pilihan tetapi Kekuatan”

Penyampaian materi dilanjutkan oleh Harits Setyawan yang merupakan koordinator ISBN & SSKCKR Itera Press. Harits sangat mengapresiasi keberhasilan Bintari dalam menerbitkan buku “Lentera Asa: Bangkit Bukan Pilihan tetapi Kekuatan” melalui Itera Press. Menurutnya, itu adalah pencapaian yang luar biasa dan sangat mendukung dalam membangun citra profesional di mata publik. Harits mengajak rekan-rekan mahasiswa tidak ragu untuk menerbitkan buku sedini mungkin dan memanfaatkan masa-masa ketika masih berstatus sebagai mahasiswa. “Kita memiliki dosen-dosen yang dapat membimbing sehingga tulisan mahasiswa bisa tembus ke jurnal internasional bereputasi, fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan oleh mahasiswa untuk berkarya, serta rekan-rekan mahasiswa/i dengan minat dan tujuan yang sama sehingga memudahkan kerja sama. Hal-hal tersebut akan sulit ditemukan dan bahkan bisa jadi tidak akan ditemukan ketika kita bukan lagi seorang mahasiswa”, tuturnya.

Harits juga menjelaskan bahwa memberitakan prestasi-prestasi yang berhasil diraih oleh mahasiswa/i melalui website prodi dan kampus juga tidak kalah penting. Berita-berita yang diterbitkan oleh kampus memiliki kredibilitas yang tinggi sehingga akan muncul di barisan teratas dalam mesin pencari, misalnya Google. Hal ini akan mempermudah pencarian informasi dan berdampak pada dikenalnya mahasiswa/i oleh masyarakat luas. Bahkan ketika mahasiswa/i tersebut sudah wisuda dan memasuki dunia kerja, rekam jejak yang ditinggalkan melalui berita-berita itu akan terus berkontribusi dalam memberi citra positif pada dirinya. “Sekarang ini masyarakat pada umumnya mencari informasi menggunakan mesin pencari yang ada di perangkat elektronik seperti ponsel atau tablet di mana informasi-informasi yang muncul adalah informasi yang tersedia secara daring. Oleh sebab itu, penting bagi mahasiswa/i untuk tersorot oleh media berita”, pungkasnya.

Bedah Buku “Lentera Asa: Bangkit Bukan Pilihan tapi Kekuatan”

Itera Press Proudly Presents

BEDAH BUKU “LENTERA ASA: Bangkit Bukan Pilihan tapi Kekuatan”

Bintari Citra Kurniawan
Penulis Buku & Mahasiswa Berprestasi Peringkat 1 Itera 2025

Harits Setyawan
Koordinator ISBN & SSKCKR Itera Press

Sabtu 27 September 2025
Pukul 09:00 – 10.40 WIB

Zoom Meeting:
https://telkomsel.zoom.us/j/98069029554?pwd=6q49NbVTNJNZsBdv3brWwJp8vsvD5l.1

Meeting ID: 980 6902 9554
Passcode: 123456

Mahasiswi Teknik Sistem Energi Itera Tulis Buku Motivasi & Pengembangan Diri

Bintari Citra Kurniawan, Mahasiswi program studi Teknik Sistem Energi Institut Teknologi Sumatera

Bangga! Mahasiswi program studi Teknik Sistem Energi Institut Teknologi Sumatera tulis buku motivasi dan pengembangan diri. Bintari Citra Kurniawan, atau yang biasa dipanggil Ayi menulis buku berjudul Lentera Asa: Bangkit Itu Bukan Pilihan tapi Kekuatan. Buku tersebut diterbitkan oleh Itera Press pada bulan September 2025 dan telah memperoleh ISBN elektronik dengan format PDF dan ePUB: 978-634-7361-20-2 (PDF) & 978-634-7361-19-6 (EPUB). Melalui buku yang ia tulis, mahasiswi juara pertama dalam Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Itera 2025 itu mengajak pembaca menyusuri perjalanan penuh refleksi, keteguhan hati, dan pembelajaran dari setiap titik terendah yang ternyata justru dapat menjadi pijakan untuk melompat lebih tinggi. Dengan bahasa yang hangat, ia menyuguhkan panduan mental dan emosional untuk mengelola keterpurukan, membangun kekuatan dari dalam, serta menciptakan perubahan yang berkelanjutan.

Harits Setyawan, koordinator ISBN & SSKCKR Itera Press, sangat mengapresiasi pencapaian tersebut. Menurutnya, tidak banyak mahasiswa yang dengan inisiasinya sendiri mengirimkan karyanya ke penerbit dan berhasil memperoleh ISBN sehingga itu adalah prestasi yang luar biasa, serta patut diapresiasi. Harits berharap mahasiswa-mahasiswi Institut Teknologi Sumatera lainnya juga tidak ragu untuk menerbitkan karya-karya mereka sedini mungkin. Ia menyadari kekhawatiran-kekhawatiran yang mungkin dirasakan oleh rekan-rekan mahasiswa seperti tanggapan dari pembaca atau status mahasiswa yang sering dinilai sebagai seseorang yang masih dalam proses belajar. Namun, ia berpendapat justru itulah letak tantangan dan kebanggaannya karena tidak semua mahasiswa mampu melakukannya. “Mumpung masih mahasiswa. Dosen menerbitkan tulisan adalah hal biasa dan justru diwajibkan tetapi mahasiswa menerbitkan tulisan adalah prestasi”, pungkasnya.

Tingkatkan Partisipasi Mahasiswa dalam Publikasi, Itera Press, Adzkia Press, dan LPPM Universitas Adzkia Padang Adakan Seminar Bersama

Senin 08 September 2025, Itera Press bekerja sama dengan Adzkia Press dan LPPM Universitas Adzkia Padang mengadakan seminar dengan tema “Tingkatkan Partisipasi Mahasiswa dalam Publikasi”. Pada kesempatan itu, Dr. Meria Ultra Gusteti, S.Pd.I., M.Pd. kepala LPPM Universitas Adzkia, Padang membawakan materi “Best Practice Penulisan Buku Ajar Berbasis Partisipasi Mahasiswa”. Bliau menjelaskan bahwa dosen dan mahasiswa dapat berkolaborasi dalam penulisan buku ajar. Penulisan buku ajar tersebut dapat dilakukan dengan mengacu pada “Rencana Pembelajaran Semester (RPS)” suatu mata kuliah. Materi-materi pembelajaran di dalam RPS itu dikembangkan agar menjadi chapter-chapter sebuah buku. Materi pembelajaran yang disampaikan oleh dosen di ruang kelas dan aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh mahasiswa pada saat perkuliahan berlangsung menjadi dasar dalam menentukan seberapa luas materi pembelajaran akan dikembangkan. Dengan demikian, buku ajar hasil kolaborasi dosen dan mahasiswa benar-benar cocok untuk diterapkan dalam proses belajar-mengajar di perguruan tinggi.

Harits Setyawan, koordinator ISBN dan SSKCKR Itera Press, membawakan materi “Kolaborasi Menulis Dosen dan Mahasiswa”. Bliau menyampaikan bahwa program kolaborasi menulis buku untuk dosen dan mahasiswa telah diinisiasi oleh Itera Press sejak tahun 2021. Program tersebut mendapat respon positif dari dosen dan mahasiswa. Terbukti, Itera Press telah menerbitkan buku-buku luaran dari mata kuliah, kegiatan mahasiswa, dan kegiatan di program studi yang merupakan hasil kolaborasi dosen dan mahasiswa. Tim Itera Press juga rutin diundang untuk mengadakan pelatihan penulisan buku seperti yang dilakukan oleh mahasiswa Arsitektur Itera dalam kegiatan NUSAANTARA 2022: Panipahan Mengarungi Laut, NUSAANTARA 2023: Menapak Jejak Suku Mentawai, dan NUSAANTARA 2024: Menyusuri Gunung Kerinci. Lebih lanjut lagi, Harits menjelaskan bahwa selain buku-buku non fiksi, Itera Press juga menerbitkan buku-buku fiksi, seperti kumpulan kisah inspiratif, cerita bergambar, serta kumpulan pantun dan puisi sehingga mahasiswa-mahasiswi yang memiliki hobi menulis tidak perlu ragu untuk menerbitkannya di Itera Press.

Memotivasi para peserta yang mengikuti seminar tersebut, Harits Setyawan menyampaikan agar mereka tidak perlu ragu untuk menerbitkan tulisan sedini mungkin karena usia mudah adalah masa di mana prestasi-prestasi lebih mudah diraih. “Dosen menulis adalah hal yang biasa dan justru diwajibkan tetapi mahasiswa menulis adalah prestasi”, begitu tuturnya. Kemudian, Harits juga menyampaikan bahwa tidak seperti artikel penelitian yang kita terbitkan di jurnal ilmiah, buku dapat terus disempurnakan. Apabila terdapat hal-hal yang masih perlu dikembangkan, penulis dapat membuat edisi kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya hingga sampai pada titik yang kita harapkan. Menekankan pentingnya menulis, Harits Setyawan berpendapat bahwa pengetahuan yang tidak disampaikan hanya akan bertahan sepanjang usia manusia, pengetahuan yang disampaikan secara lisan hanya akan bertahan selama ada yang mengingatnya, tetapi pengetahuan yang dituangkan ke dalam tulisan akan dapat dibaca dari satu generasi ke generasi berikutnya bahkan ketika kita telah tiada. Oleh sebab itu, Bliau mengajak seluruh peserta untuk segera menulis karena dengan cara itulah kita mampu mengabadikan nama kita di dunia.

DKV Itera Prodi dengan Buku ber-ISBN Kolaborasi Dosen dan Mahasiswa Terbanyak Se-Institut Teknologi Sumatera

Program studi DKV Itera merupakan prodi dengan buku ber-ISBN hasil kolaborasi dosen dan mahasiswa terbanyak se-Institut Teknologi Sumatera. Tercatat hingga 4 September 2025, DKV Itera telah berhasil menerbitkan 38 buku yang ditulis oleh dosen dan mahasiswa. Jumlah tersebut tidak termasuk buku-buku yang ditulis oleh dosen DKV Itera secara individu dan buku-buku yang sedang dalam proses permohonan ISBN. Tidak heran, hingga hari ini Kamis 04 September 2025, berdasarkan informasi yang dapat diakses pada laman https://sinta.kemdiktisaintek.go.id/departments/affiliations/90241, program studi DKV Itera tetap bertahan memegang peringkat 1 Sinta Skor 3Yr dari 127 program studi Desain Komunikasi Visual se-Indonesia.

Harits Setyawan, koordinator ISBN & SSKCKR Itera Press, menjelaskan program studi DKV Itera secara rutin mengirimkan buku-buku karya dosen dan mahasiswa untuk diterbitkan oleh Itera Press. Kerja sama antara dosen dan mahasiswa itu mendukung tercapainya publikasi buku yang masif dan berkelanjutan. Ia berharap program studi – program studi lain di Institut Teknologi Sumatera juga turut mendorong dosen dan mahasiswa menulis bersama. Buku hasil kolaborasi menulis dosen dan mahasiswa dapat berupa luaran dari mata kuliah, tugas akhir, atau hal-hal lain yang terkait dengan kegiatan akademik. Tentu, buku-buku tersebut perlu dikemas agar sesuai untuk masyarakat umum dan memperoleh ISBN dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Untuk itu, Itera Press rutin mengadakan seminar dan pelatihan baik yang diselenggarakan sendiri maupun berkolaborasi dengan penerbit-penerbit lain agar memperluas wawasan penulis tentang bagaimana sebuah buku sebaiknya dibuat. 

Tidak hanya itu, Itera Press juga menerima dengan tangan terbuka kunjungan penulis. Penulis bisa datang untuk berdiskusi secara langsung di ruang Itera Press, GKU 1 Lantai 4, apabila mengalami kendala dalam penulisan buku, berkolaborasi dengan tim Itera Press dalam penyusunan buku, atau boleh juga hanya sekadar bertanya-tanya seputar penerbitan buku via WhatsApp dan email. “Kami berkomitmen penuh mendukung peningkatan publikasi buku civitas akademika Itera. Itera Press dapat mengusulkan permohonan 3 jenis ISBN sekaligus, yaitu ISBN Cetak, PDF, dan EPUB. Menerbitkan buku di Itera Press gratis serta mendapat lebih dari 1 ISBN. Jadi mengapa pilih yang berbayar apalagi hanya dapat 1 ISBN?” tutur Harits.